Senin, Juli 06, 2020
On 05.48 by dkrtanon.blogspot.com No comments
SRAGEN – Kondisi kesulitan air mulai dirasakan warga di tepi Waduk Kedung Ombo (WKO). Meski tidak terlalu parah, namun air tanah sudah mulai tidak lancar. Selain itu air WKO belum layak untuk dikonsumsi secara langsung dan perlu penyulingan.
Kebutuhan air bersih sangat vital bagi warga setempat. Program pengadaan air bersih untuk kawasan yang langganan kekeringan perlu perhatian lebih. Seperti beberapa kawasan di utara bengawan yang biasa disebut Singensumonar atau akronim dari Gesi, Tangen, Sukodono, Mondokan dann Jenar dan sekitaran WKO.
Salah satu Warga Desa Gilirejo Lama, kecamatan Miri Agus Purwanto, menyampaikan memasuki musim kemarau ini sudah dirasakan warga sekitar WKO. Apalagi soal kebutuhan air bersih yang merupakan kebutuhan pokok.
Kondisi kesulitan air warga bisa dilihat dari ketinggian air WKO. ”Air tanah warga sekitar juga terpengaruh. Misalnya air kedalaman WKO dari 50 meter susut jadi 20 meter, air tanah juga pengaruh, Sekarang sudah mulai nyusut,” terangnya kemarin.
Pada saat mulai jarang turun hujan seperti saat ini masih bisa memenuhi kebutuhan air. Namun harus menunggu seharian untuk mencukupi kebutuhan air rumah tangga. ”Air kalau siang seperti ini habis, tapi tunggu sehari lagi baru terisi,” ujarnya.
Dia menerangkan air tanah di Desa Gilirejo lama sebenarnya cukup bersih. Namun harus mengebor cukup dalam. Bahkan lebih dari 25 meter.Dirinya menyampaikan dahulu sempat ada upaya penyulingan air dari WKO, namun tidak berhasil.”Pernah beberapa tahun yang lalu, tapi tidak berhasil. Kalausekarang hanya mengandalkan Pamsimas, tapi kondisinya sama seperti sumur warga,”terangnya. (aza)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 comments:
Posting Komentar